inilah aku

inilah aku
garut

Minggu, 30 Desember 2012

Hikmah dari sebuah sinetron

Sinetron Religi kali ini benar-benar menyentuh hatiku. Walau ku tidak melihat dari awal, namun pembelajaran hidup yang ku dapat dari sinetron tersebut sangat banyak. 

Kali ini menceritakan tentang dua anak kecil Adam (10 tahun) dan Uci (5 tahun). Mereka tidak memiliki bapak dan ibu mereka di penjara. Walau hidup dalam kemiskinan, mereka tetap menebarkan kebaikan kepada semua orang yang mereka temui.

Ketika mereka menumpang di salah satu rumah sederhana, tiga anak pemilik rumah yang awalnya tidak mengenal agama tetapi setelah kedatangan mereka, akhirnya ketiga anak pemilik rumah rajin shalat dan tak lupa mendoakan untuk kedua orangtuanya.

Sayang sekali, istri dari bapak pemilik rumah tidak menyukai kedatangan Adam dan Uci karena baginya mereka hanya menambah beban hidup. 

Karena tidak ingin membebani, akhirnya Adam mengajak Uci untuk keluar dari rumah itu. Adam menyakinkan Uci bahwa Allah akan selalu ada dan akan selalu menjaga mereka berdua. Subhanallah...

setelah keluar dari rumah orang tersebut, Adam dan Uci tinggal dengan beratapkan dan beralaskan kardus. Mereka hanya memiliki baju yang dipakai di badannya dan dua kain sarung.

Aku semakin salut dengan Adam karena dia benar-benar mengajarkan adiknya agar memiliki hati yang bersih, rajin ibadah, dan tetap bersyukur walau dalam kondisi apapun.

Mereka berdua mendapat uang dari hasil mencari sampah.uang yang didapatpun tak bisa diprediksi.Dengan kehidupan seperti itu, mereka tidak pernah mengeluh kepada Allah tetapi justru semakin bersyukur.

Suatu hari mereka menemukan seorang pemuda pingsan. Mereka lalu merawat pemuda tersebut sampai sembuh. Ternyata pemuda itu adalah orang yang menabrak bapak mereka hingga meninggal dan bukan hanya itu saja pemuda itu adalah orang yang memaki-maki mereka dan ibu mereke di rumah sakit. 

Uci, sang adik, ketika ingat siapa pemuda itu, ia merasa benci dan dengan ketenangan jiwa, Adam mampu mengontrol emosi Uci hingga akhirnya Uci mau memaafkan pemuda itu.

Setiap hari mereka mencari sampah untuk membeli obat untuk pemuda tersebut dan tidak lupa membeli satu bungkus nasi.

Pemuda yang awalnya begitu galak berubah menjadi baik dan lagi-lagi, dengan kehebatannya, pemuda berandalan itu akhirnya mau melakukan shalat dan berdoa. Ternyata itu pertama kalinya ia shalat.Semua perubahan itu karena Adam. Ya..anak umur sepuluh tahun yang sudah mampu membawa banyak orang tuk mengingat Allah. 

Bagiku, mengajak orang untuk berubah menjadi baik itu sangat sangat sulit karena selain membutuhkan kesabaran juga membutuhkan ketekunan  . Banyak orang yang awalnya ingin merubah diri orang lain menjadi baik tetapi justru dia yang berubah menjadi jahat.

Seperti pengalaman temanku. Awalnya dia ingin menyadarkan suami istri yang berprofesi sebagai penipu ulung. Bukannya berubah tetapi justru temanku yang akhirnya ikut menjadi penipu ulung dengan cara hipnotis. Astaghfirullah...

di sinetron ini, Adam justru memiliki karakter dan iman yang kuat. Apapun rintangan yang ada dia tetap semangat mengajarkan orang kebaikan.

si pemuda akhirnya shalat dan perilakunya berubah baik. Pemuda tersebut berjanji untuk membantu Adam dan uci mencari ibunya yang hilang. 

Di suatu hari, pemuda itu pamit untuk mencari kaleng yang banyak agar dia bisa punya uang untu kembali ke rumahnya. pemuda itu juga berjanji setelah mendapatkan uang, ia akan menjemput Adam dan Uci untuk dibawa kerumahnya.

tapi sayang, janji tinggallah janji. Ketika sedang mencari sampah di tumpukan sampah, tiba-tiba ia bertemu dengan kaki tangan ayahnya. lalu orang tersebut membawa pemuda itu pulang. 

harapanku pemuda itu langsung menjemput Adam dan Uci tapi ternyata, pemuda itu pulang sendiri. Lalu yang lebih menyebalkan ia seakan lupa dengan Adam dan uci. Tanpa beban, ia mandi, makan, dan langsung tidur sampai pagi. 

AAAhh...aku jadi kesal dengan pemuda itu. punya perasaan ngga si..ketika hujan lebat turun, dia malah asnyik tidur sedangkan Adam dan Uci kehujanan. dalam kondisi perut kosong, kehujanan, meraka tetap mengingat Allah. Wajah pucat terlihat jelas. Ketika hujan sedang deras-derasnya, tiba-tiba arwah ayahnya menemui mereka dan akhirnya, sebelum bertemu ibunya, mereka sudah pergi tuk selama-lamanya dan dalam keadaan berpelukan.

sinetron tersebut memang banyak sekali manfaatnya untuk kita terutama aku. Selalu bersyukur dalam keadaan apapun. Semakin bersyukur ketika cobaan itu semakin bertambah. Selalu memandang masalah itu dari sisi positif hingga membawa pada ketenangan jiwa.

Subhanallah, rasanya sulit sekali bagiku untuk seperti itu karena dalam diriku masih terdapat dendam, benci, dan sebagainya.

Selain itu, aku juga merasa malu karena selama ini aku selalu mengeluh kepada Allah tanpa ku mencoba tuk sedikit saja mencoba berpikir positif dengan semua permasalahan yang terjadi.

Terima kasih ya Allah, lewat sinetron ini hati hamba menjadi terbuka. Ya Allah, teruslah tuntun hamba menuju jalan lurusmu. Ingatkan hamba ketika hamba terlupa. Kuatkan hamba ketika lelah hadir. Lapangkan dada hamba tuk menerima segala kepedihan hidup ini. 


0 komentar:

Posting Komentar