inilah aku

inilah aku
garut

Kamis, 27 Desember 2012

pengalaman dikit

Ibu, engkau yang mengandungku
Ibu, engkau yang melahirkanku
Ibu, engkau yang merawatku hingga sekarang
Ibu, terima kasih atas semuanya

Itu adalah satu deklamasi yang kubuat pertama kali dalam hidupku. Aku ingat sekali ketika aku selesai membacakan deklamasi, teman-teman mentertawakan tapi alhamdulillah guru mengajiku justru sangat menyukai karya dan penampilanku. Saat itu beliau bilang bahwa aku ini anak pintar, jujur, dan berani.

Wiiiiiiiiiiiiih...seneeeeeng banget mendegarnya.Kemudian guru mengajiku juga bilang bahwa hasil teman-temanku itu tidak murni alias nyontek alias foto copy dari buku atau koran dan menurut beliau karyaku itu justru  ASLI ( ya iyalah aku nulisnya pake sepenuh jiwaku)lebay.com

Guru mengajiku itu memang orang yang sangat menghargai hasil karya muridnya sendiri, bagaimanapun bentuknya, kalimatnya, dsb.Menurut beliau, jujur dalam mengerjakan tugas itu sangat penting dan beliau juga mengingatkan bahwa dalam mengerjakan tugas itu tidak perlu takut karyanya akan jelek, akan ditertawakan orang, dsb, jangan pernah berpikir seperti itu. Kerjakan semua dengan optimis dan yakinlah kalaupun akhirnya gagal, anggap saja kegagalan itu adalah kunci untuk membuka pintu keberuntungan bagi diri kita.

Caranya?????
Kunci itu kan berfungsi hanya dengan kegigihan, pantang menyerah. satu kunci gagal, masih banyak kunci lain yang belum kita coba. jadi, yakinlah bahwa kegigihan kita akan membuahkan sesuai dengan apa yang kita usahakan.

Duh, guru mengajiku is the best deh pokoknya.

Kalau aku bandingakan murid zaman sekarang dengan dulu beda. kalau sekarang, membersihkan kelas aja pakai disuruh. Kalau zaman dulu, aku dan teman-teman selalu datang mengaji setelah shalat maghrib sampai di rumah guru, kami membersihkan rumah, menyapu, mengepel, mencuci piring, sampai mendorong mobilpun pernah kami lakukan.

Waktu mendorong mobil aku inget sekali waktu itu mobil truk, kalau ddorong berat dong apalagi yang dorong itu anak-anak. Saat itu aku paling kecil. Ketika mobil sudah bisa jalan, tiba-tiba sopir teriak agar kami naik ke truk. Teman-teman dengan lincah naik tapi aku, aku hanya diam membisu karena aku takut dengan ketinggian plus tubuhkuu juga paling kecil.


Meliah aku ketinggalan, teman-teman teriak ke sopir untuk mundur Lalu mobilpun mundur dan tepat di depanku, truk itu berhenti. Teman-teman berbagi tugas, beberapa anak mengangkat aku dan beberapa anak lain, menyambut tanganku dan BERHASIIIILLLL..akhirnya naik juga ke truk. Terima kasih ya teman, kalian sungguh sahabat sejatiku.


Aku dan teman-teman pulang mengaji itu pukul 21:00. Dari beberapa jam itu, kami hanya menggunakan waktu mengaji selama satu jam, sisanya 2 jam setengah kami pergunakan untuk berbakti di rumah guru karena kami bukan hanya ingin mendpatkan ilmu tetapi yang paling penting keberkahan, keikhlasan dari seorang guru.

Menurut oragtuaku,ilmu itu sangat mahal jadi jangan hanya mencari ilmu saa tapi juga keberkahan. Percuma jadi orang pintar kalau ilmu yang didapat tidak berkah.

Awalnya aku tidak terlalu memperdulikan kata-kata orangtuaku itu namun akhirnya aku menyadari memang benar sekali kalimat itu.

Dulu waktu sekolah, kelas angkatanku dibagi menjadi lima kelas (A,, B, C, D, E).Di antara semua teman, aku paling salut dengan teman-teman di kelas E, mereka tidak peduli ketika belajar, mereka berada di posisi mana. Mereka terus belajar, belajar, dan belajar. Selain itu, mereka juga terus mencari berkah dari guru-guru. hampir di setiap ada kesempatan, mereka datang ke rumah guru untuk memasaka, mencuci, dsb.

Semua usaha mereka ternyata tidak sia-sia. Ketika sudah lulus sekolah, teman-teman di kelas E justru banyak yang berhasil. Ada yang menjadi kepsek, bisa melanjutkan S2, ada yang PNS, dsb. Ternyata, MENUNTUT ILMU SAJA TIDAK CUKUP, KITA JUGA HARUS MENCARI KEEBERKAHAN SEORANG GURU. 




0 komentar:

Posting Komentar