inilah aku

inilah aku
garut

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 10 Mei 2012

CERBUNG (keluarga idaman)

Ketika aku sedang duduk di bale yang ada di belakang rumah sambil makan  gorengan tahu plus pisang buatan emak tercinta, aku mendengar tawa emak dan babeh di dalam rumah. Ternyata mereka sudah sampai. Aku tak tahu darimana mereka karena di saat aku sedang mandi, mereka pergi. Sungguh terlalu memangnya mereka belum sadar kalau putrinya ini seperti cinderella yang kalau mereka lengah sedikit, aku  bisa diculik oleh jutaan pemuda?
Setelah menghabiskan kopi, aku lalu masuk tuk menemui emak dan babeh. Di ruang makan, mereka tertawa terus emak sampai memegang perutnya dan babeh lebih parah lagi, tertawa sambil bergaya seperti orang senam, membungkukkan badan berkali-kali setelah itu memeluk bahkan kadang sesekali memukul tembok. Orangtuaku memang lucu euy..
Pertanyaanku tak mereka hiraukan, mereka terlalu serius tertawa hingga tanpa mereka sadari, putrinya yang seperti cinderella ini ditelantarkan. Ala maaaaaaaaaaak, lebay banget.
“Mak, Mak, Maaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak” aku terus berteriak karena kesabaranku sudah habis. Mendengar teriakanku, emak malah membalas berteriak sambil bilang “ lucuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu banget deh.” Mendengar jawaban emak aku lalu pergi kembali ke baleku tercinta dan tak lupa ku bawa semua gorengan emak yang ada di dalam tutup saji.
Sehabis shalat isya berjamaah, kami bertiga duduk di bale. Rasanya angin malam mampu membelai kami hingga kami terlena. Ketika ku sedang merasakan, keindahan malam, tiba-tiba emak dan babeh menyenggolku, kebetulan aku duduk di tengah mereka.
“Babeh sama emak kenapa si dari tadi senggal-senggol Mayang?”
“Ini kan malam Minggu, masa Kamu ngga tau si...biasa Babeh sama emak mau pacaran hehhe...” kata babeh tanpa berdosa, tanpa malu. Bayangkan coba bayangkan! umur udah seabad masiiiiiiiiiiiih aja seperti anak muda. Setiap malam Minggu pasti deh mereka seperti itu, duduk berduaan di bale. Sedangkan aku, aku hanya mampu mengisi malam Mingguku dengan sahabatku, kain ompol (maklum walau aku sudah kelas 11 SMA, aku masih rajin ngompol, hebatkan?)
“Mayang akan masuk ke rumah tapi dengan satu syarat, ceritain apa yang tadi Babeh dan Emaik alami. Mayang penasaran, habis ketawanya tak terbatas waktu dan ruang.  Lebaylagi.com.ah.”
Akhirnya dengan sedikit rayuan, babeh cerita juga. Ternyata, tadi ortuku pergi ke rumah bosnya babeh katanya si karena bosnya mau merayakan keberhasilan babeh dalam menjual jengkol.
Ketika mereka sudah sampai di rumah bosnya, mereka lalu dipersilakan untuk duduk di ruang tamu, mejanya penuh dengan makanan. Setelah tuan rumah mempersilakan tuk menyicipi hidangan yang sudah disediakan, emak lalu mengambil jus jambu. Ketika emak mau minum, di sinilah kelucuan terjadi. Tiba-tiba bosnya babeh dengan intonasi tinggi mengatakan ‘subhanallah.’ Mendengar itu, Emak kaget sekali lalu emak minta maaf.
Si bos dan istrinya kebingungan karena menurut mereka, emak tidak punya salah kepada mereka. lalu istri bos memanggil anaknya yang sedang berdiri mematung di depan pintu rumahnya. ‘Subhanallah, ini ada tamu papi, cepat memberi salam.” Kata bos sambil tersenyum kepada pemuda itu. 
Pemuda itu lalu memberi salam dan mencium tangan babeh dan emak. Kata babeh dan emak, pemuda itu ganteeeeeeeng katanya kaya tokoh idolaku, Park Shi Ho. Emak lalu menanyakan namanya dan ternyata namanya adalah SUBHANALLAH. Nama yang aneh. Masa si orang terkaya di daerah itu dan di zaman yang sudah canggih ini, namanya seperti itu.
“Mayang, lucukan cerita babeh dan emak?”
“Apa yang lucu? Biasa aja..
“Lucu dong. Soalnya waktu emakmu bertanya namanya, dia lalu bilang subhanallah.
Awalnya emak kira dia terpesona melihat kecantikan emak tapi ternyata, itu namanya.” Kata emak dengan mimik wajah kecewa dan ku lihat babeh cemberut seperti cemburu gitu.
“Hahahaha......lucu...lucu..”
“Tuh, kan, Kamu ketawa juga. Emang itu kejadin lucu baru nyadar Kamu.” Kata emak sambil senyum dan melirik genit ke arah babeh.
“yeeee...orang Mayang ngetawain emak. Emang emak ga nyadar, emak mirip siapa? Masa baru denger kata itu sudah geer dan parahnya salah perkiraan hehe..”
“emang emak mirip siapa?” kata emak penasaran
“emak, dari postur tubuh mirip Luna Maya. Dari belakang, mirip desi Ratnasari. Dan dari depan mirip, siapa Beh?
“Mirip Tukul versi cewek.” Kata babeh sambil tertawa terpingkal-pingkal. Aku pun langsung tertawa dan ku lihat emak diam saja. Melihat emak seperti itu, aku menyenggol babeh yang masih terpingkal-pingkal. Babeh lalu mendekati emak dan mencium keningnya. Romantiiiiiiiiis banget...so sweeet..
“ emak, Beh, Mayang mau tanya, kenapa si aku dikasih nama mayang? Malu tau..”
“Iah kan bagus, MAYANG. Tuh didengernya enak.” Kata babeh membela
“Iye kalau nyebutnya Cuma segitu tapi kalau di sekolah kan ketika diabsen, dipanggil nama lengkapnya. Temen-temen Mayang namanya bagus-bagus, ada Azzahra, Surya Dean Pasha, pokoknya semua bagus-bagus deh tapi namaku jelek sendiri, PUTU MAYANG. Coba beh, mak, bayangkan, PUTU MAYANG.”
“ngga apa-apa bagi kami itu biasa aja. Apapun namanya yang penting Kamu bener, dapat menjadi kebanggan babeh dan emak.” Kata babeh dan emak tersenyum. Aku jadi terharu mendengarnya lalu kami bertiga berpelukan.
Emak lalu menyuruh aku untuk masuk rumah. Sambil tersenyum, aku menciumi mereka dan kemudian masuk ke rumah. Aku langsung masuk kamarku yang ku jadikan surga dunia. Kamarku kecil, aku tidak pakai dipan, hanya kasur saja yang ku letakkan di tengah antara kanan dan kiri. Di sebelah kanan, tepatnya di pojok dekat lemari ada meja kecil di atasnya ada sajadah dan mukena. Di sebelah kirinya ku biarkan kosong. Kamarku berwarna-warni, ada merah muda, hijau, kuning, puttih, ungu, dan merah tua.
Aku mematikan kamarku lalu kurebahkan diriku di kasur sambil memeluk kain ompolku. Tak lupa ku hidupkan radioku yang terletak tepat di sebelah kanan kepalaku. Kusetel lagu kesukaanku, Wali band. Rasanya, hatiku begitu tentram. Di pikiranku tak ada lagi Hardi, cowok brengsek yang dulu pernah mampir di hatiku lalu karena dia selingkuh, aku langsung menendangnya dari hatiku.
Sangat sulit tuk melupakan semua kenangan bersamanya namun, malam ini, aku benar-benar bisa melupakannya. Aku benar-benar suka dengan kegelapan karena di kegelapan itu akan ku temui banyak hal, ketenangan, kesejukan, ide-ide keren, kenangan indah, pokoknya semua hal yang dapat membuatku bahagia, bahagia, dan bahagia.
....Bagaimana cerita selanjutnya? ... Tunggu episode berikutnya. Jangan kemana-mana, tetaplah di blog NENENG HUWAIDAH...^^

Dialog seorang nenek dengan cucunya

Seorang nenek dan cucunya sedang berada di ruang makan
Cucu                : Nek, apakah aku boleh minta tolong?
Nenek              : Mau minta tolong apa? hari ini nenek benar-benar sibuk
Cucu                    : Please...cuma nenek yang bisa menolongku.
Nenek           : Plis? Oh, Kamu ingin bertemu Cuplis. Nanti nenek akan menelpon dia dan menyuruh     dia untuk segera pulang biar Kamu tidak kangen lagi hehe...
Cucu                : Ah, nenek...aku sedang tidak ingin bertemu Kak Cuplis. please yang ku maksud artinya 'tolong' itu kan dari bahasa Inggris. Nenek norak
Nenek          : Wah, Kamu pintar, ya..tidak sia-sia Kamu sekolah. Oh, ya, Kamu mau minta tolong apa?
Cucu            : Aku ingin meminjam sesuatu, Nek. Itu juga kalau diperbolehkan
Nenek          : Untuk cucuku tercinta, nenek akan mengabulkan semua keinginanmu. Karena Kau pintar, nenek tidak hanya akan meminjamkan bahkan nenek akan memberikan apa yang Kamu pinta. Memang Kamu mau apa?
Cucu            : Aku...aku...aku ingin  pinjam gigi palsu nenek. Kucingku kemarin giginya patah semua jadi dia tidak bisa makan. Kasihan kan, Nek?
Nenek         : Appppppppppppppppppppppppppa?????
Cucu           : Please...
Nenek         : ??????

SOLUSI TEPAT


Hari ini, aku menerima sebuah kado yang berisi PENOLAKAN lagi. Ya...memang penolakan. Itu sering ku dapatkan justru dari saudara-saudara kandungku. Sungguh kasihan....tapi bukan aku yang harus dikasihani. Merekalah yang harus dikasihani, kenapa? Karena aku telah membagi mereka sesuatu yang bermanfaat jika dia melakukannya dengan ikhlas yaitu PERTOLONGAN.
Dalam agama, jika kita memberikan pertolongan dengan ikhlas, pahala sebagai hadiahnya. Tapi saudara-saudaraku itu selalu menolak pemberianku. Memang aku selalu memberikan mereka kado yang berisi MEMINTA BANTUAN tapi tanpa mereka sadari di dalam kado MEMINTA BANTUAN itu, terdapat kado yang sangat berharga untuk mereka di akhirat kelak yaitu MENABUNG PAHALA DENGAN MEMBERIKAN PERTOLONGAN DENGAN IKHLAS.
Banyak sekali kado kebaikan yang kuberikan. Namun, mereka selalu menolaknya mentah-mentah. Aku ingat sekali, dulu, ketika aku masih tinggal dengan MN, aku dan ibu selalu dimarahi jika lauk di rumah habis. Padahal, aku tidak makan sama sekali dan ibuku pun makannya Cuma sedikit. Makanya, ketika aku mempunyai uang lebih, aku lebih suka membawakan ibu masakan dari luar. Dan seperti biasa, ketika aku membawa sesuatu untuk ibu, ketika itu pula MN menghabiskannya. Bete, kesal, benci, pokoknya perasaanku saat itu campur aduk. Kalau diumpamakan gado-gado, gado-gadoku lah yang pualing enak (loch????)
Bukan hanya itu saja, ketika aku sedang tertimpa musibah, MN  terus-terusan menghina aku dan bukannya melindungi atau membantuku. Dia kakakku tapi tidak memiliki sifat sebagai seorang kakak. Aku juga tambah sedih, ketika aku sedang berjalan kaki menuju sebuah pangkalan mobil yang cukup jauh dari rumahku, ketika itu pula MN dan keponakanku yang berumur 12 tahun lewat. Keponakanku melihatku lalu ia memberitahu MN dan menyuruhnya untuk berhenti namun, sungguh menyakitkan, dia malah tancap gas. Astaghfirullah...TERLALU...^^
Dari sembilan orang kakak, enam orang selalu memberiku kado yang sangat menyakitkan. Mereka selalu memujiku dengan kata-kata yang kasar dan sangat menyakitkan. Bukan hanya itu saja. Mereka juga sering memberikan kado tendangan, pukulan, menjambak, dan menginjak-injak. Sungguh beruntung ya aku (loch????) hhehhe...
Kalian pasti bingung ya kalau aku bilang aku ini beruntung? Aku beruntung karena aku tidak memiliki sifat seperti mereka. aku sadar, aku ini sekarang memang bukan siapa-siapa jadi wajar kalau mereka selalu seperti itu. Ketika aku butuh pertolongan, ketika itu pula mereka menjauh tapi ketika mereka yang membutuhkan pertolonganku, ketika itu pula aku mendekat. Ya..itulah aku, orang yang menuruti mereka dan aku ini adalah orang yang bodoh, bisa dimanfaatkan, stress, dan masih banyak lagi gelar yang mereka berikan kepadaku.
Dari semua kejadian itu mataku jadi terbuka. selama ini aku terlalu lemah hingga membuat mereka memanfaatkan aku terus menerus. benar kata teman-temanku bahwa aku jangan terlalau lemah, jangan terlalu iba, dan jangan terlalu baik dan sebaiknya aku tegas. dengan berbekal nasihat itu, kini aku mulai bangkit dari keterpurukan. aku yakinkan diriku bahwa aku tidak butuh mereka lagi tapi justru mereka yang butuh aku. mulai saat ini, aku tidak mau diperbudak mereka lagi karena aku punya harga diri. aku punya perasaan. kalau saat ini, aku tak  memiliki harta, tapi bukan berarti itu selamanya. sebentar lagi aku akan memiliki apa yang mereka miliki bahkan lebih dari itu.
Kesal? ?????????????????????????? tentu saja bahkan benci pun sudah hadir dalam diriku. Orang mana yang tidak dendam ketika hari-harinya diisi oleh hal-hal yang menyakitkan seperti itu. MUNAFIK jika ada orang yang tidak pernah kesal bahkan benci atau dendam jika menerima perlakuan seperti yang aku rasakan.
Tapi rasa kesal, benci, bahkan dendam di hatiku sedikit demi sedikit sudah mulai menghilang. Aku selalu mencoba untuk berpikir positif dari semua hal yang kutemui, ku hadapi, dan kurasakan. Ketika aku berpikir positif, ketika itu pula aku tahu aura positif itu telah mengusir aura negatif yang sedang hadir dalam diriku. Sulit memang untuk melakukan itu semua. Tapi satu kuncinya yaitu KEMAUAN dalam diri sendiri.
Dulu aku belum bisa seperti ini tapi aku mencoba tuk mencari sesuatu yang membuatku termotivasi dan akhirnya, aku menemukan program MARIO TEGUH. Acara itu sangat membantu hidupku. Kata-kata yang disampaikan oleh Pak Mario seolah-olah seperti menghipnotisku hingga membuat aku mempunyai kekuatan untuk bangkit dan menunjukkan kepada mereka, INILAH AKU!!!! ORANG YANG SELALU KALIAN SAKITI!!!
Kata Mario Teguh dalam menghadapi masalah kita harus TEGAS karena tegas adalah kekejaman untuk menuju kebaikan. Ketika saatnya kita merasa tidak bisa, kita harus mengatakan itu. Kita jangan hanya manut ketika mereka membutuhkan kita tapi ketika kita yang membutuhkan, mereka menghindar.
Ada satu tema yang membuatku yakin bahwa hidup ini harus dijalani bukan hanya dengan diam, diam, dan diam atau hanya dengan pasrah, pasrah, dan pasrah atau hanya dengan mengalah, mengalah, dan mengalah. Tema yang ku maksud adalah JANGAN MARAH! LAWAN!
Artinya apa? Dari tema itu, aku memahami bahwa ketika kita disakiti, dihina, janganlah kita melakukan hal yang serupa kepada orang yang sudah melakukan itu. Tapi, lawanlah dengan sebuah KESUKSESAN. Jadikan sakit hati itu sebagai kunci untuk membuka GERBANG MOTIVASI UNTUK MENUJU KESUKSESAN.
Sekarang aku sadar sekali, aku tak punya apa-apa.  Motor? Tak punya. Uang? Hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari aku dan ibu. Sepeda? Tak punya. Tapi saudara-saudaraku itu tidak menyadari bahwa aku memiliki sesuatu yang melebihi semua itu yaitu KEKAYAAN HATI.
Pernah suatu hari, ada seorang teman dekatku menceritakan masalahku kepada atasanku. Inti yang ia sampaikan adalah perubahan sikapku yang dulu selalu ceria berubaha total itu disebabkan karena sekarang aku mempunyai tanggungan yang cukup besar yaitu merawat ibuku dari mulai mandi, makan, menyuci baju, menyetrika baju, membersihkan rumah, dan mencari uang untuk semua kebutuhan aku dan ibu baik itu untuk makan, bayar listrik, maupun untuk bayar orang. Walau aku kurang setuju dengan ucapan temanku itu tapi aku juga tidak mau menyalahkan. Dia menceritakan itu karena menurut dia, seperti itulah kejadiannya dan itu memang benar. Namun, aku tidak mau 100% menyalahkan saudara-saudaraku itu karena kadang mereka baik. ya bisa dikatakan aku memberikan mereka seratus kebaikan yang berskala besar lalu mereka memberikan aku satu kebaikan itu pun skalanya keciiil. Dan yang paling penting, aku tidak mau hidup berbelas kasihan orang lain. Aku bisa mandiri. aku bisa sukses. Semua itu akan kudapatkan hanya menunggu waktu saja.
Karena dua alasanku itulah(tidak mau menyalahkan dan tidak mau dikasihani), Aku lalu diam-diam menulis sebuah surat yang aku kirimkan melalui email ke atasanku. Isinya seperti ini
Tuk Mas Dion...

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
                Mas Dion, Kalau dulu Pak Karmin pernah bilang ke Mas Dion bahwa saya sekarang berubah karena banyak masalah di rumah. Itu memang benar. Awalnya saya stress berat karena saya tidak pernah membayangkan akan mempunyai tanggung jawab besar yaitu mengurus ibu saya. Saya masih sendiri dan dituntut untuk menjaga dan membiayai kehidupan ibu saya.
Di satu sisi, saya selalu mengucapkan syukur kepada Allah karena saya diberikan kesempatan untuk berbakti tapi di sisi lain, saya benar-benar stress karena saya saat itu belum siap. Dan kalau dibilang kakak2 saya tidak mau mengurusi ibu saya, sepertinya itu kurang bijak karena kadang mereka menemani ibu saya walau hanya 1 atau 2 jam bahkan ada juga yang sampai setengah hari. Agar hati saya tidak diliputi rasa benci kepada kk2 saya, saya selalu mencoba berpikir positif ttg mrk walau kadang  saya benar-benar sakit hati dengan perkataan maupun perbuatan mereka. Mas Dion, ternyata untuk menjadi orang sabar dan ikhlas itu susah ya?
                Banyak hal menyakitkan yang sudah mereka (tidak semua k2) lakukan terhadap saya. tapi saya bisa apa? Saya hanya manusia biasa. Allah saja Maha Pengampun lalu kenapa saya tidak? Kalau hati saya sedang kesal terhadap mereka, saya justru menolong  ketika mereka meminta bantuan saya. kata beberapa orang, saya ini lemah dan bodoh karena menolong orang yang jelas-jelas sudah menyakiti saya.  Mas Dion tahu tidak? Apa yang saya lakukan itu memang berat, butuh jiwa besar. Walau saya tidak mempunyai jiwa seperti itu tapi saya mencoba untuk menjadi seperti itu. Saya ingin menjadi orang yang pemaaf. Tapi susah bo...hhahahaa..
Kalau dibilang berat, ya memang berat sekali. Sebelum menolong mereka, saya butuh waktu untuk berpikir. Kalau kata Mario Teguh (mengutip dikit hehhe..) “KEKUATAN TERBESAR YANG MAMPU MENGALAHKAN STRESS ADALAH KEMAMPUAN MEMILIH PIKIRAN YG TEPAT. KITA AKAN MENJADI LEBIH DAMAI BILA YG KITA PIKIRKAN ADALAH JALAN KELUAR MASALAH.” Dan jalan keluar yg tepat menurut saya adalah memberikan bantuan. saya memilih melawan hati kecil saya. saya tidak mau menjadi orang yang seperti mereka. Saya tidak mau menjadi orang pendendam. Saya mencoba menjadi orang yang ikhlas dan sabar. Walau sampai sekarang saya merasa belum seperti itu tapi saya akan selalu coba dan coba.
Mas Dion...
Sekarang saya baru menyadari bahwa hidup ini tidak selalu seperti apa yang saya harapkan. Tidak selalu mudah. Tidak selalu menyenangkan. Kadang hidup itu bisa keras dan menyakitkan seperti apa yang sekarang saya rasakan.
Seperti apapun masalah saya sekarang ini, saya tidak mau terpuruk seperti ini terus. Saya harus berjuang hidup  untuk saya dan terutama untuk ibu saya. saya tidak mau dikalahkan oleh kejamnya dunia cieee...^^ Saya harus yakin bahwa saya mampu menghadapi semua masalah. Masalah yang saya hadapi ini saya jadikan sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri menjadi yang lebih baik lagi. Dan yang terpenting, Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan hambanya. Betulkan mas Dion? Hhehe..
                Mas Dion,  tolong doain saya dong agar apa yg saya munajatkan kepada Allah dimudahkan dan diijabah. Terima kasih atas semua kebaikan Mas Dion selama ini. Maafkan atas semua kesalahan saya karena selama ini saya suka marah-marah. oh, ya jika suatu hari Mas Dion butuh bantuan saya, bilang aja dan jika kebetulan saya bisa, pasti saya akan bantu oce...oce...
                Tetap semangat ya Mas Dion!!! Hadapi hidup ini dengan senyuman karena itu kan dapat meringankan beban yang kita rasa saat ini. Salam untuk keluarga tercinta ya hehhe... semoga persaudaraan kita akan terus terjalin ya...
                Oh, ya..surat ini jangan dikasih tahu ke yang lain kecuali istri mas Dion ya...please...^^
                                                                                                                Si Maniez

 Dua hari kemudian Mas Dion mengirimkan sms kepadaku yang berbunyi:
Ada yang bilang: Hidup berawal dari B (birth=lahir) dan berakhir di D (death=meninggal). Tetapi di antara huruf B dan D ada huruf C (choice=pilihan). Tersenyum atau marah...memaafkan atau membalas ... tidak ada pilihan tanpa konsekuensi. Namun ALLAH selalu memberi yang terbaik. Rencana kita boleh INDAH tapi rencana ALLAHLAH yang TERINDAH. Hidup kita mungkin baik-baik saja tapi hidup bersama-Nya lebih SEMPURNA. PEKERJAAN kita mungkin menjanjikan tapi BERKAH-NYALAH yang menjadikan kita KAYA. KEKUATAN TANGAN kita mungkin sanggup membawa kita menjadi orang HEBAT tapi hanya bersama ALLAH kita menjadi LUAR BIASA. Sebab ALLAH bukan hanya mencukupi apa yang kita perlukan tapi memberi dengan BERKELIMPAHAN. KITA BERSAMA ALLAH= LUAR BIASA.
Aku lalu membalas smsnya
HIDUP memang diawali dari B dan berakhir di D. di antara B dan D ada C. Pilihan yang tepat terus melangkah ikuti semua permainan dalam hidup ini dengan tetap waspada. Gunakan kunci TEGAS dan PIKIRAN TEPAT dalam mengatasi masalah. Jangan pernah merasa masalah itu menjadi sebuah beban tapi anggaplah masalah itu sebagai karunia dari Allah tuk mencapai ridha-Nya. 

Masih Kaku (Cerpen)


                Hari ini, aku bangun pukul 05.00. Ini adalah pengalaman pertamaku mengajar. Walau pendidik adalah cita-citaku sejak dulu, tetapi tetap aja aku grogi setengah mati. Aku tidak tahu seperti apa sifat anak-anak yang akan ku temui nanti. Dan yang paling membuatku tegang, aku tidak punya persiapan sama sekali. Kebetulan hari ini, aku mengajar bahasa Indonesia. Mungkin karena gelar aku sastra, maka pihak sekolah meminta aku untuk mengajar bahasa Indonesia. Ya walaupun sastra Arab, nyambung juga si..semua itu aku terima karena dengan bermodalkan kesungguhan, apapun pasti bisa ku atasi.
                Setelah shalat subuh, aku kembali membaca materi yang ku persiapkan untuk pelajaran pertama. Pukul 05.45, aku bersiap-siap berangkat. Pukul 06.00 aku berangkat dengan naik becak sampai prapatan setelah itu naik angkot 20 sampai  Prapatan Elok, dari situ aku naik angkot 76. Ketika menaiki angkot 76, aku melihat banyak pelajar yang memakai bet SMP Pemuda Harapan, sekolah tempatku mengajar.
                Lima belas menit kemudian, akhirnya aku sampai tepat di depan gerbang sekolah SMP Pemuda Harapan. Setelah membayar, aku langsung menuju gerbang. Sebelum memasuki gerbang, ku tatap nama sekolah yang ada di tembok atas pintu masuk. Aku ingat, dulu ketika kuliah aku sering melewati sekolah ini dan dalam hati aku berkata bahwa suatu saat aku akan menjadi bagian dari sekolah ini. Dan ternyata, apa yang ku inginkan terkabul. Aku tersenyum dan dengan mengucapkan bismillah, aku memasuki gerbang sekolah.
                Sesampainya di sekolah, aku langsung menuju lantai dua. Dan di sana, aku menemui bidang kurikulum, Bapak Ratno. Beliau lalu menunjukan tempat dudukku dan mempersilakan aku untuk istirahat sejenak sebelum bel masuk.
                Pukul 07.00 bel berbunyi. Saat mendengar bel, aku agak panik tapi aku juga penasaran seperti apa si karakter murid-murid di sini. Dengan diantar Pak Ratno, aku memasuki kelas pas di sebelah kanan kantor. Jam pertama ini, aku mengajar di kelas 9.3.
                “Assalamu’alaikum...” kataku sambil mencoba tersenyum tapi saat itu aku merasa, perasaan grogi lebih dominan menguasaiku. Untuk menghilangkan  grogi, aku duduk sebentar lalu berdiri dan memperkenalkan diri.
                “Perkenalkan, nama saya Ibu Safna Mutiara Hanin. Panggil saja Bu Safna. Hari ini kita akan belajar bahasa Indonesia. Jadi, mungkin bisa kita mulai sekarang. Tolong kalian buka bab 1!” kataku tanpa senyuman dan sambil memperhatikan wajah anak-anak.
                Aku lalu menjelaskan materi yang sudah aku persiapkan di rumah. Saat itu, aku merasa banyak siswa yang tidak peduli dengan penjelasanku. Bahkan ada yang bercanda hingga membuat aku jengkel. Tapi karena ini awal mengajar, aku tidak berani menegur bahkan memarahi anak-anak.  Aku benar-benar tidak betah di kelas itu. Rasanya waktu yang hanya 1 jam 30 menit itu, terasa setahun. Dah gitu, ketika aku sedang menjelaskan, tiba-tiba ada anak mengacungkan tangan.
                “Ya, ada apa?” tanyaku dan dalam hati aku panik setengah mati.
                “Perkenalkan Bu, nama saya Rani. Saya mau tanya majas ada yang namanya pars pro toto dan totem pro parte. Tolong jelaskan dan contohnya juga dijelaskan Bu kenapa bisa disebut majas tersebut?” kata Rani tanpa senyuman.
                “Aku tersenyum dan aku yakin, senyumku seperti senyum orang bodoh. Karena pertama, dia menyindir aku karena tadi aku lupa menyilakan mereka untuk memperkenalkan diri. Kedua, pertanyaannya itu aku yakin hanya sebagai uji coba apakah aku menguasai atau tidak. Dan ketiga, aku yakin 100% kalau dia tidak suka sama sekali dengan aku.
                “Terima kasih Rani atas pertanyaannya.  Sebelum saya menjawab, saya mau tanya dulu, Kamu pasti pernah menemukan contoh dua majas tersebut. Silakan Kamu berikan contoh dari majas itu dan nanti dari contoh itu saya akan jelaskan kenapa bisa disebut seperti itu. Kamu bisakan? Saya yakin Kamu pasti bisa! Silakan Kamu tulis di papan tulis!” kataku dan aku sengaja mengucapkan itu karena aku yakin, dia sebenarnya sudah mengerti.
                Rani lalu menulis dua contoh sekaligus menyebut nama majasnya.
                “Sudah, Bu.” Kata Rani sambil memandang diriku dan saat itu aku menatap tajam ke matanya. Aku yakin nama majas itu dia balik. Saat itu aku memang benar-benar blank. Aku tidak mengerti tentang dua majas itu. Mendengarnyapun baru kali ini. Dulu waktu sekolah, guruku tidak pernah menjelaskan. Beliau hanya menugaskan menulis, menulis, dan menulis. Sedangkan di perkuliahan, memang ada mata kuliah bahasa Indonesia tapi majas tidak aku pelajari. Ketika aku ingin menjelaskan dalam hati aku berdoa
“Ya Allah, jika nanti jawaban aku salah, tolong Kau hindarkan aku dari kesalahan itu tapi jika jawabanku nanti benar, tolong lancarkan aku untuk menjelaskannya.”
                Ketika spidol yang aku pegang sudah ku buka tutupnya. Tiba-tiba...’teng...teng....teng...’
                Mendengar suara itu anak-anak langsung ribut dan keluar. Dan ada satu anak yang memberitahukan bahwa suara itu menandakan bel ganti pelajaran. Anak-anak yang keluar tadi ternyata ada yang ke kantin dan ada juga yang langsung ke kamar mandi. Aku sebenarnya kesal karena mereka benar-benar tidak memerdulikan aku. Tapi ya sudahlah..ini baru awal masa aku langsung menyerah gitu.
                Setelah mengajar di tiga kelas, tugas pertamaku pada hari ini, akhirnya selesai. Hari ini, aku mengajar sampai pukul 12.00. aku merasa, ini adalah awal yang buruk karena aku belum bisa melebur dengan guru-guru dan murid-murid. Aku merasa sangat asing di tengah-tengah mereka.
                Dari pagi sampai pulang sekolah, aku belum berkenalan dengan satu guru pun.  Aku hanya mengobrol dengan bidang kurikulum dan kepala sekolah. Kalau dengan anak-anak, aku sudah memperkenalkan diri  tapi aku lupa mungkin karena terlalu tegang, aku tidak menyuruh mereka untuk memperkenalkan diri. Duh, aku merasa sangat kaku sekali. Padahal, selama ini teman-temanku banyak dan mereka mengenal aku sebagai pribadi yang supel tapi kalau baru beradaptasi, aku selalu begitu, grogi, gugup, n yang menyebalkan, otakku jadi blank. Otomatis apa yang ada di otak, menjadi sirna. Udah gitu, tadi ada satu anak bertanya dan kebetulan aku tidak tahu. Aku mencoba untuk tenang dan mencari solusinya tapi alhamadulillah ketika ketegangan sudah mencapai stadium 4, bel berbunyi dan itu berarti jawabannya akan ku berikan minggu depan.
                Sesampainya di rumah, aku langsung shalat zuhur, makan, setelah itu tiduran sambil membayangkan kembali pengalaman pertamaku di  sekolah tadi. Ketika sedang asyik-asyiknya melamun, tiba-tiba azan asar  berkumandang. Aku langsung mandi setelah itu shalat.
                Setelah shalat asar, aku membuka buku-buku bahasa Indonesia. Aku mencari pengertian dan contoh dari dua majas yang ditanyakan Rani tadi. Aku lalu menuliskannya di sebuah buku. Setelah mendapatkan pengertian dan beberapa contoh, aku mencoba memahami namun, aku tak bisa. Ketika ingin mencari contoh lain, azan magrib berkumandang.
                Setelah makan dan shalat isya, aku teringat pertanyaan Rani tentang majas pars pro toto dan totem pro parte. Walau capek mendera, aku tidak peduli. Aku lalu terus mencari buku-buku bahasa Indonesia yang aku punya. Di bangku sekolah aku belajar tapi saat itu kebetulan gurunya tidak pernah menjelaskan jadi, sudah pasti aku tidak menguasai. Seandainya dulu aku mempelajari sendiri, tentu sekarang aku tidak akan secapek ini mempelajari majas. Nasi sudah menjadi bubur.
                Semua buku yang ada kaitannya dengan dua majas tersebut sudah aku baca dengan baik tapi tetap saja aku tidak paham. Lalu aku mencari ojek dan pergi ke rumah kakakku. Kebetulan suaiminya guru bahasa Indonesia. Sesampainya di rumah Kak Retno, aku langsung menemui Kak Gio dan menanyakan maksud dua majas tersebut. Awalnya aku berpikir akan mendapat jawaban yang memuaskan tapi ternyata, sunggguh menyebalkan. Kak Gio hanya mengulang ucapanku setelah itu dia bilang memang seperti itu pengertiannya. Dengan perasaan kesal, aku pulang. Sesampainya di rumah, aku kembali mengulang pengertian dua majas tersebut. Dan alhamdulillah, ketika sudah jam 00:30, aku mendapatkan jawaban dan aku juga sudah dapat memberikan contoh lain. Bukan hanya dua majas itu, sepuluh majas yang lain juga sudah ku kuasai. Terima kasih Ya Allah, atas semua kemudahan yang Engkau berikan. Setelah mendapatkan jawaban, aku lalu shalat malam kemudian tidur.
                Esok harinya, aku berangkat dengan keyakinan yang kuat bahwa hari ini akan lebih baik dari hari kemarin.  Dan alhamdulillah, karena pertolongan Allah, semua kekakuan antara aku dengan anak-anak dan antara aku dengan para guru, temen TU mulai mencair. Hari itu, aku mulai merasa nyaman. Dan aku yakin, esok akan lebih baik lagi dari hari ini. 

CERITA SURAT CINTA


Setelah satu semester, aku meminta anak-anak untuk memberikan penilaian terhadap diriku. Tak ku sangka dari sekian banyak anak, ada dua anak yang sangat benci dengan aku. Anak pertama, jelas-jelas mengatakan bahwa dia tidak suka dengan aku karena aku jutek,  sombong dan egois. Anak kedua mengatakan bahwa aku ini mirip nenek lampir karena terlalu sering menasihati dan sering marah-marah.
Ku akui waktu pertama datang, aku memang seperti itu. Mungkin karena waktu itu, aku tidak mempersilakan mereka maju untuk perkenalan, membuat ia merasa aku ini sombong, jutek, dan egois. Dan kalau aku dibilang suka marah dan suka menasihati itu memang benar. Walau sakit hati, tapi aku mencoba untuk mengerti. Inilah risiko yang harus ku hadapi jika aku meminta penilaian kepada anak-anak. Tapi sakit hatiku terobati ketika melihat lebih banyak anak-anak yang menyukaiku. Itu kutahu dari penilaian yang mereka berikan padaku.
Setelah KBM saya selesai di sekolah itu. Kebetulan siangnya saya tidak ada jadwal jadi hari ini saya langsung pulang. Di rumah saya terus memikirkan bagaimanan caranya mendekati siswa dan membuat mereka menyukai saya. karena saya yakin, jika mereka sudah suka, sesulit apapun pelajaran, mereka akan semangat belajar dan semoga pelajaran yang mereka terima pun akan cepat masuk ke otak.
Di malam hari, aku bangun, aku terus menangis karena terus terang, rasa sakit hatiku belum hilang. Kata-kata mereka bagiku sangat menyakitkan. Aku  terus menangis sambil memohon agar orang-orang yang membenci  hatinya berubah menjadi kebalikannya dan aku juga mohon agar selalu diberikan kemudahan, kesabaran, dan solusi untuk mengatasi masalah yang kuhadapi.
Esoknya, aku membahas tentang penilaian yang sudah mereka berikan. Pertama aku berterima kasih atas penilaian positif mereka dan aku juga tidak lupa meminta ma’af kepada dua anak yang sudah memberikan kritik tajam kepadaku. Aku memberitahukan isi surat itu kepada anak-anak di kelas.
“Siapa orangnya, Bu? Kok, tidak sopan banget si?” tanya Gunawan dengan nada emosi dan yang lain pun memaksa aku untuk memberitahukan siapa pengirim dua surat itu.
“Dari tulisannya, saya sudah tahu bahwa itu dari dua siswi tapi saya tidak mau menyebutkan namanya. Itu memang kritik yang sangat pedas tapi saya yakin, dua anak itu tidak bermaksud buruk tetapi sebaliknya. Mereka begitu menyayangi saya tetapi dengan cara yang berbeda dengan kalian. Jadi, semua masukan kalian akan saya jadikan acuan untuk memperbaiki diri. Mohon maaf atas semua salah yang pernah saya lakukan. Dan saya berharap, jika suatu saat nanti ada perbuatan atau perkataan saya yang kurang berkenan silakan kalian beritahu saya dan alangkah indahnya jika pemberitahuan itu dengan menggunakan bahasa yang lebih halus.” Kataku dengan berlinang air mata tapi alhamdulillah, aku tidak sampai menangis.  
Mendengar ucapanku, anak-anak terdiam dan ada yang sangat kesal dengan dua temannya itu. Ketika anak-anak masih ramai mengira-ngira siapa yang aku maksud, tiba-tiba Rani maju.
“Ma’afin saya Bu, saya yang menulis surat itu.” Kata Rani sambil menunduk dan dia lalu mencium tanganku. Aku langsung merangkulnya sambil tersenyum aku berkata
“Tidak apa-apa sayang, tujuan Kamu baik ko walaupun bahasa yang Kamu pakai kurang enak untuk dibaca tapi saya senang karena Kamu punya keberanian untuk mengritik dan yang lebih hebat lagi, Kamu mau mengakui semua itu. Terima kasih ya atas semuanya. “ kataku sambil terus merangkul
Ketika Rani menangis di pelukanku, Vega maju dan melakukan hal yang sama. Aku sangat bangga karena mereka mempunyai mental yang kuat, mereka mau mengakui kesalahan dan tidak memerdulikan teman-teman yang akan membenci mereka.
“Anak-anak, sekarang kita mendapatkan pelajaran yang sangat berharga yaitu apapun yang sudah kita lakukan, harus kita pertanggungjawabkan sebesar apapun risikonya. Dan saya harap, mari kita saling mema’afkan dan mulai saat ini, janganlah kita menilai seseorang hanya dari pertemuan pertama. Jika kita ingin mengenal s eseorang dengan baik, butuh waktu panjang. Dan saya harap, apa yang Vega dan Rani fikirkan tentang saya, suatu saat nanti akan berbalik. Terima kasih ya kalian sudah mengakui semuanya. Kalian adalah murid-murid hebat! Saya bangga dengan kalian.” Kataku sambil mengelus kepala Rani dan Vega.
Setelah mendengar ucapanku, anak-anak langsung bertepuk tangan bahkan ada yang menangsi.  Aku juga tidak bisa menahan air mataku. Untuk mengganti suasana sedih saat ini, aku lalu melepaskan rangkulan di bahu Rani dan Vega. Mereka ku persilakan untuk duduk lalu aku berdiri sambil membawa kotak berisi sedotan yang di dalamnya ada kertas.       
 “Anak-anak, sekarang kita bermain sambung kata yuk! Siapa yang tidak bisa melanjutkan, dia akan terkena sanksi yaitu memilih kertas yang ada di dalam sedotan ini.” Kataku sambil menunjukan beberapa sedotan yang di dalamnya ada kertas.
“Isi kertas itu apa Bu?” tanya Ega
“Mmmm...kasih tahu ga ya? Hhehhe...” udah langsung main aja kalau dikasih tahu, nanti ngga seru.” Kataku sambil tertawa.
Anak-anak menyetujui itu dan permainan pun dimulai. Peraturan di permainan itu adalah tidak boleh menggunakan bahasa jorok, kasar, atau tidak sopan. Mereka sangat menikmati permainan itu dan pas di Yogi, kata terputus. Yogi tidak bisa melanjutkan kata yang diberikan Tono. Akhirnya, dia mengambil satu kertas dan ternyata isinya adalah bernyanyi lagu balonku dengan huruf vokal ‘i’ semua dan dengan memperagakannya. Aku lalu mengambil balon di depan kelas. Lalu Yogi membawa balon sambil bernyanyi. Lucu plus seru banget.
 Saat itu, bukan hanya Rio yang mendapatkan sanksi. Ada beberapa anak juga mendapatkannya. Mereka mendapatkan sanksi yang berbeda-beda. Ada yang membaca puisi sambil mengekspresikan apa yang ada di dalam puisi tersebut. Pokoknya seru-seru deh dan yang pasti sanksinya berkaitan dengan bahasa Indonesia. Tujuan aku melakukan permainan hanya untuk mendekatkan diri kepada anak-anak sekaligus menunjukan aku tidak seperti yang mereka bayangkan.
Dan mulai hari ini, aku juga mencoba untuk mengobrol santai ketika istirahat. Aku berharap mereka akan dekat dan menyukai aku. Aku tahu, semua itu tidak bisa terjadi cepat. Butuh kesabaran dan keseriusan.  Walau aku mengorbankan jam istirahatku, aku tidak peduli. Saat itu aku begitu yakin bahwa caraku ini suatu saat akan behasil.
Setelah hampir satu bulan lebih, usahaku membuahkan hasil dan bukan hanya itu, aku juga dijadikan tempat curhat bagi mereka.  Terima kasih ya Allah. Semua itu tidak akan terjadi tanpa turut campur tangan-Mu. 

CERITA DARI SEORANG SAHABAT

Satu per satu orang yang ku ajak bicara, meninggalkan aku di saat kalimatku belum selesai. Aku tahu mereka tidak mau membantuku. Padahal aku berbicara kepada mereka tentang permasalahanku karena menurutku curhat dengan saudara kandung itu lebih baik ketimbang harus dengan orang lain. Mereka semua tahu, aku bukan tipe orang yang mampu menampung semua rasa di hati baik itu pahit, asam, hambar, maupun manis. Semua itu pasti selalu ku ceritakan tapi bukan dengan tujuan untuk meminta bantuan. Aku bercerita hanya untuk menghilangkan kepedihan, kepenatan, kekesalan, maupun kebencian yang ada di hati, paling tidak bisa mengurangi beban yang ada di hatiku.
Kado sakit hati merupakan kado yang hampir setiap hari diberikan oleh mereka. aku berusaha tuk tak peduli. Tapi semakin hari kado yang berisi kata-kata tajam itu semakin membuat luka di hatiku bertambah parah. Setiap hatiku terluka, aku mencoba mengobati namun lukaku sudah begitu parah. Rasanya luka yang ku dapatkan tak sebanding dengan dengan apa yang sudah ku berikan kepada mereka.
Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberangan jalan tampak. Itu adalah peribahasa yang cocok untuk mereka. Setiap hari mereka selalu menghina, menghina, dan menghina. Padahal kalau mereka mau bercermin, mereka pasti tahu bahwa mereka tidak lebih baik dari aku.  Mereka sungguh egois, kejam, dan kalau ingat dengan kata-kata mereka, rasanya aku ingin pergi jauh dan tak ingin kembali lagi.
kalau hanya luka fisik, masih bisa hilang sakitnya namun, jika sudah berkaitan dengan luka batin, sampai kapanpun aku takkan pernah melupakannya. Dulu aku memang anak manis yang selalu mengatakan iya dan iya tanpa menolak sedikitpun dan aku melakukan semua itu dengan ikhlas. Namun sekarang, aku bukan anak lemah, aku tak mau hanya dijadikan sebagai pelarian saja, aku tak mau dimanfaatkan mereka lagi, dan aku tidak akan bisa melupakan apa yang sudah mereka lakukan kepadaku.
Aku tahu, banyak orang yang sudah terperangkap oleh mulut manis mereka hingga membuat banyak orang membenciku. Aku tak mau membela diriku karena jika ku mencoba membela, membersihkan namaku bagiku itu sama saja dengan menegakkan benang basah artinya percuma hanya menambah lukaku saja.
Suatu hari, aku pernah melakukan sesuatu. Ketika salah seorang dari mereka mencariku dan ketika sudah sampai di hadapanku, ia sibuk mencaci diriku. Cckckc...TERLALU..
Hatiku langsung robek terkena tajamnya kata-katanya itu. Saat itu aku hanya diam dan agar lukaku tak semakin melebar, aku memikirkan obat yang akan ku pakai. Tiba-tiba secara spontan, Ku ambil penaku lalu ku coba tuk membuat sebuah lingkaran. Setelah itu, Ku tambahkan dua mata besar yang seolah-olah ingin menerkam, bibir lebar tersenyum menyeringai, gigi bertaring, alis tebal naik ke atas, hidung besar yang semakin membesar seolah-olah ingin memasukkan diriku ke dalamnya, rambut berdiri seperti barisan paku, kepala yang mengeluarkan api membara, dan telinga lebar yang mengeluarkan asap mengepul. Setelah itu, jadi deh, sebuah wajah yang saat ini ada di hadapanku. Melihat hasil goresan penaku itu, aku jadi tertawa setelah itu rasanya lukaku sembuh . Ternyata, mujarab bo obatnya ..
Saat hatiku sudah sembuh, ku biarkan saja dia mengeluarkan semua hal yang dia mau, aku sudah tak peduli. Melihat aku tertawa terus dia lalu pergi sambil mengatakan ‘stress’. Mendengar itu, tawaku semakin meledak. Terima kasih ya Allah, tanpa pertolongan-Mu, ku takkan bisa mendapatkan ide cemerlang seperti itu..hhehe.
Karakter seseorang terbentuk dari pengalaman hidupnya.hmmm... itu betul sekali. aku  menjadi seperti ini karena mereka. Aku sudah capek dijadikan sebagai alat bagi mereka. Aku menjadi seperti ini karena aku ingin membuktikan kepada mereka bahwa aku juga bisa seperti mereka bahkan lebih.
Sebenarnya aku tidak menginginkan diriku menjadi seperti ini. Sampai sekarang, tanpa henti, tanpa bosan, ku terus mencoba tuk kembali menata hatiku yang sudah hancur. Aku ambil kepingan hatiku yang berserakan satu demi satu lalu ku tata kembali. Namun, ketika sudah tertata, kumpulan hati itu kembali berserakan ketika ku ingat kembali dengan perlakuan mereka kepadaku.
Aku juga selalu menyirami api yang membara di hati. Walau api itu sangat besar, namun ku yakin, dengan kesungguhanku, dengan bantuan zikir dan doa yang selalu ku panjatkan, api itu akan semakin mengecil.
Semua usaha itu ku lakukan karena ku ingin menjadi orang yang memiliki ketenangan batin. Kalau batinku sudah tenang, insya Allah apapun masalah yang ku hadapi, ikhlas solusinya. Dalam hidup ini tujuanku cuma satu yaitu berusaha dengan segenap jiwa tuk selalu berusaha meraih ridho Allah dan berusaha tuk selalu menjadi yang manusia yang baik di mata Allah agar akhirat dapat ku raih kelak. Amiin
Ya Allah, Ya Robby, tanpa henti ku memuja-Mu. Tanpa henti ku menemui-Mu. Tanpa henti ku berbagi tentang perasaanku kepada-Mu. Dan tanpa henti ku menangis bila ku sedang berhadapan dengan-Mu. Aku sangat percaya dan sangat yakin bahwa Engkau takkan membebaniku dengan hal yang tak mampu ku hadapi. Dan kujuga sangat yakin bahwa ini takkan slamanya. Suatu saat nanti bahagia kan datang menemuiku dan jadikanlah kehidupan yang ku jalani ini menjadi kehidupan yang dipenuhi keberkahan dari-Mu. Amiiiiiiin .
(kisah sedih seorang sahabat yang selalu berbagi dalam suka dan duka)

Rabu, 09 Mei 2012


Sekian lama ku mencari                            
Sahabat yang dulu selalu menemani
Sahabat yang dulu selalu berbagi
Namun kini ia telah pergi
Entah kemana harus ku mencari
Sahabatku yang selalu di hati
            Jalan berliku sudah ku telusuri
            Kerasnya batu menghadang sudah ku hadapi
            Namun, kau tak jua ku temui
Sahabatku yang selalu ku nanti
Andai kau merasakan kerinduan hati ini
Ku yakin kau pun sedang mencariku kini
Dalam doa ku selalu meminta tanpa henti
Semoga kita dapat bertemu di suatu hari nanti
Setelah itu kita akan bergandengan tangan kembali
Sambil mengukir cerita indah kita kembali
Sahabat, jangan pernah berhenti kita mencari
Yakinlah suatu hari nanti kita kan bertemu kembali
 


PUISI TERIMA KASIH IBU

Di malam yang dingin
 ku terbangun 
Teringat dirimu yang selalu menemani malamku
Tiba-tiba kerinduan menyeruak dalam hati
Begitu rindunya diri ini kepadamu
Kau selalu menghiasi malamku dengan keindahan
Ku bisa melihat senyummu
Mendengar tawamu
Merasakan kehangatan sentuhan lembut tanganmu

            Malam ini kau tak menemani tidurku
            Dan itu berarti malam ini aku tak bisa merasakan semua itu
            Aku tak bisa tidur sungguh tak bisa

Ah, ibuku sayang
Sedang apa ya Kau sekarang
Malam ini kau tidur di tempat lain
Semoga Engkau malam ini bisa tidur pulas
Dan semoga Kau bisa merasakan kerinduan anakmu ini

            Ibu, aku sayang sekali dengan dirimu
            Engkau adalah penyemangat dalam hidupku
            Ku tak peduli apa kata orang
            Ku tak peduli cemoohan orang
            Karena bagiku itu hanya sebuah angin lalu
            Yang tak berarti apa-apa

Ibu, cepat pulang ya
Aku ingin mengukir cerita indah di setiap hari dengan dirimu
Aku ingin kita kembali bercerita
Aku ingin menatap kembali wajahmu
Yang begitu menyejukkan hati

            Ibu, terima kasih atas semuanya
            Engkau telah memilih diri ini tuk menemani hari-hari tuamu
            Walau banyak yang lain, kau tetap memilihku
ku tak tahu apa alasanmu
yang ku tahu kini Kau telah bersamaku

Ibu, maafkan aku karena aku belum bisa membahagiakanmu
Tapi ku kan berusaha terus agar aku bisa membuatmu bahagia

            Ibu, tetaplah tersenyum
            Karena senyummu dapat menghilangkan kesedihan dan kegundahan di hati
            Dan senyummu itu merupakan vitamin untukku
            Agar ku kuat menghadapi hidup yang penuh kepedihan
            Terima kasih ibu karena kau telah menghiasi hari-hariku dengan warna indah


Selasa, 08 Mei 2012

PUISI KARDUS KECIL

PERSAHABATAN  ABADI

Kau memang hanya sebuah kardus kecil
Bagi sebagian orang kau dipandang hanya sebelah mata
Tapi bagiku, kau adalah sempurna
Kau mampu menjadi teman terbaikku
Kau tampung semua masalah yang selalu mengelilingiku
Kau melindungiku di kala matarahari menyengat
Kau melindungi di kala hujan mengguyur
Walau tubuhmu tak kuat menahan derasnya air hujan
Tapi kau terus berusaha melindungiku
Terima kasih atas semua yang kau lakukan untukku
Terima kasih atas persahabatan tulus yang kau berikan untukku
Ku tak tahu seperti apa aku jika tak memiliki sahabat sepertimu
Ku tak tahu mampukah aku menghadapi  semua itu tanpa dirimu
Alangkah meruginya orang-orang yang menganggap dirimu kecil
Andai saja mereka mengetahui ketulusan dan pengorbananmu
Tentu mereka juga ingin bersahabat denganmu
Sungguh aku merasa aku adalah orang yang sangat beruntung
Aku adalah orang yang sangat bahagia
Karena hari-hariku ku lalui bersama sahabat sepertimu
Dulu, ku tak pernah menemukan ketulusan dalam diri siapapun yang menemaniku
Mereka hanya ingin mempermainkan diriku
Mereka hanya ingin memanfaatkan diriku
Semua itu mereka lakukan karena diriku sedang berada di atas
Tapi ketika ku terjatuh, tak seorangpun dari mereka yang membantuku tuk bangun kembali
Hanya engkau ya hanya engkau
Sahabat yang kudapatkan di pinggiran jalan
Namun bagiku kau adalah berlian
Tak ada satupun yang mampu mengalahkan ketulusan hatimu
Sahabat, semoga persahabatan kita ini kan terus terjalin
Sampai akhir hayat memisahkan kita
Itu adalah doaku, harapanku, keinginan besar dalam hidupku
Namun kini itu hanya sebuah harapan semu
Kini kau telah pergi menjauh
Pergi meninggalkan diriku
Sahabat, walau kini kau telah tiada
Namun, kau tak pernah hilang dalam kehidupanku
Tawamu, candamu, kata-kata indahmu kan selalu menemani hari-hariku
Sahabat, semoga kau bahagia di sana
Tersenyumlah selalu untukku
Walau ku tak bisa melihat senyummu lagi namun ku bisa merasakan itu
Sahabat semoga kita nanti kan bertemu kembali dalam ruang kehidupan abadi

DRAMA LUCU

Di sebuah ruang pikiran seorang siswa, sedang terjadi sebuah dialog antara dua sahabat, niat baik dan niat buruk.
Niat baik              : Duuuuh, UAS sebentar lagi ni...aku harus belajar dengan ekstra biar nilaiku tidak jelek lagi seperti pada semester satu. Aku ingin menjadi yang terbaik. Pokoknya aku harus bisa, SEMANGAT!! (sambil menggenggam tangan dan mengangkatnya)
Niat buruk           : haduuuuuuuuuuh, kenapa temanku yang satu ini, ya?
Niat baik              : aku yang Kamu maksud? Memang ada apa dengan aku? (kebingungan)
Niat buruk           : ya iyalah Kamu. Kamu ngga inget ya? Waktu semester satu, Kamu sudah belajar sampai mati-matian tuk menjadi yang terbaik tapi tetep aja...tidak bisa. Kamu tahu tidak kalau temanmu yang menjadi terbaik waktu semester satu itu disebabkan karena dia mengikuti saranku. Nah, sekarang inikan sudah memasuki semester dua, Kamu tentunya tidak mau tertinggal kelas kan? Gunakan saja sarannku, pasti jitu deh.

Niat baik              : aku inget ko tapi aku tidak kecewa karena nilai itu ku dapat dari hasil usahaku sendiri. Oh, ya, memangnya Kamu punya saran apa si untukku?
Niat buruk           : hmmm...kira-kira Kamu pasti mengikuti saranku tidak?
Niat baik              : tergantung atuh. Kalau itu baik untukku, kenapa tidak kulakukan, iya khaaaaaaan (ala Syahrini)
Niat buruk           : oooooooooh, kalau soal itu tidak usah khawatir, saranku ini bukan hanya baik tapi terbaik untukmu. Begini, dulu Kamu kan mengisi semua soal ujian hanya dengan bantuan dirimu sendirikan? Nah, sekarang biar nilai Kamu bagus, Kamu bisa menjadi yang terbaik, bagaimana Kalau saat mengerjakan ujian kau membawa bantuan, setujukan?
Niat baik              : Maksud Kamu aku nyontek gitu? Oh, tidak. Aku tidak mau..(dengan nada tinggi)
Niat buruk           : pertimbangkan dulu. Lagipula saranku ini jitu. Kan Kamu sudah melihat buktinya. Itu loh, yang kemarin mendapat ranking satu. Dia kan pakai bantuan.
Niat baik              : aku rasa aku tidak perlu mempertimbangkan itu. Keputusanku sudah final. Aku tidak mau dibantu. Aku ingin mengerjakan dengan segenap kemampuanku dan aku yakin, Allah akan memberikan aku kemudahan.
Niat buruk           : sombong sekali Kamu ini. Memangnya apa yang Kamu dapatkan dengan keputusanmu itu? Norak Kamu...
Niat baik              : banyak hal yang kudapat ada ketenangan jiwa, kepuasan batin, dan pastinya aku tidak terperangkap dalam dosa. ingat sahabat, jangan Kau tambah dosamu itu nanti kan memperburuk nasibmu di akhirat kelak.
Niat buruk           : ah, dasar orang bodoh. Kalau Kamu tidak mau mengikuti saranku, ya sudah tapi jangan mengguruiku. Aku tidak suka. Ingat, Kamu pasti tidak akan bisa menjadi yang terbaik jika pemikiranmu masih seperti  itu.
Niat baik              : Bodoh di mata Kamu itu tidak masalah. Aku tidak menggurui Cuma sebagai sahabat, aku tidak mau kau terus melakukan hal negatif yang kan berdampak buruk bagi dirimu. Maaf jika kamu tidak suka tapi sungguh bukan itu maksudku. Aku akan buktikan kepadamu bahwa dengan usaha keras, kegigihan, dan doa aku pasti bisa mendapatkan pertolongan yang akan mampu menjadikan aku yang terbaik seperti yang selama ini aku inginkan. Namun, pertolongan yang ku maksud adalah pertolongan dari Allah. Yakinlah, dengan pertolongan Allah tak ada suatu hal yang mustahil.
Niat buruk           : Ah, terserah Kamu..(sambil pergi menghilang entah kemana)
Niat baik              : (tersenyum sambil bersyukur karena tak terperangkap dengan rayuan si niat buruk)
TERUSLAH MEMACU DIRI TUK MENGGAPAI KESUKSESAN