inilah aku

inilah aku
garut

Kamis, 10 Mei 2012

CERITA DARI SEORANG SAHABAT

Satu per satu orang yang ku ajak bicara, meninggalkan aku di saat kalimatku belum selesai. Aku tahu mereka tidak mau membantuku. Padahal aku berbicara kepada mereka tentang permasalahanku karena menurutku curhat dengan saudara kandung itu lebih baik ketimbang harus dengan orang lain. Mereka semua tahu, aku bukan tipe orang yang mampu menampung semua rasa di hati baik itu pahit, asam, hambar, maupun manis. Semua itu pasti selalu ku ceritakan tapi bukan dengan tujuan untuk meminta bantuan. Aku bercerita hanya untuk menghilangkan kepedihan, kepenatan, kekesalan, maupun kebencian yang ada di hati, paling tidak bisa mengurangi beban yang ada di hatiku.
Kado sakit hati merupakan kado yang hampir setiap hari diberikan oleh mereka. aku berusaha tuk tak peduli. Tapi semakin hari kado yang berisi kata-kata tajam itu semakin membuat luka di hatiku bertambah parah. Setiap hatiku terluka, aku mencoba mengobati namun lukaku sudah begitu parah. Rasanya luka yang ku dapatkan tak sebanding dengan dengan apa yang sudah ku berikan kepada mereka.
Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberangan jalan tampak. Itu adalah peribahasa yang cocok untuk mereka. Setiap hari mereka selalu menghina, menghina, dan menghina. Padahal kalau mereka mau bercermin, mereka pasti tahu bahwa mereka tidak lebih baik dari aku.  Mereka sungguh egois, kejam, dan kalau ingat dengan kata-kata mereka, rasanya aku ingin pergi jauh dan tak ingin kembali lagi.
kalau hanya luka fisik, masih bisa hilang sakitnya namun, jika sudah berkaitan dengan luka batin, sampai kapanpun aku takkan pernah melupakannya. Dulu aku memang anak manis yang selalu mengatakan iya dan iya tanpa menolak sedikitpun dan aku melakukan semua itu dengan ikhlas. Namun sekarang, aku bukan anak lemah, aku tak mau hanya dijadikan sebagai pelarian saja, aku tak mau dimanfaatkan mereka lagi, dan aku tidak akan bisa melupakan apa yang sudah mereka lakukan kepadaku.
Aku tahu, banyak orang yang sudah terperangkap oleh mulut manis mereka hingga membuat banyak orang membenciku. Aku tak mau membela diriku karena jika ku mencoba membela, membersihkan namaku bagiku itu sama saja dengan menegakkan benang basah artinya percuma hanya menambah lukaku saja.
Suatu hari, aku pernah melakukan sesuatu. Ketika salah seorang dari mereka mencariku dan ketika sudah sampai di hadapanku, ia sibuk mencaci diriku. Cckckc...TERLALU..
Hatiku langsung robek terkena tajamnya kata-katanya itu. Saat itu aku hanya diam dan agar lukaku tak semakin melebar, aku memikirkan obat yang akan ku pakai. Tiba-tiba secara spontan, Ku ambil penaku lalu ku coba tuk membuat sebuah lingkaran. Setelah itu, Ku tambahkan dua mata besar yang seolah-olah ingin menerkam, bibir lebar tersenyum menyeringai, gigi bertaring, alis tebal naik ke atas, hidung besar yang semakin membesar seolah-olah ingin memasukkan diriku ke dalamnya, rambut berdiri seperti barisan paku, kepala yang mengeluarkan api membara, dan telinga lebar yang mengeluarkan asap mengepul. Setelah itu, jadi deh, sebuah wajah yang saat ini ada di hadapanku. Melihat hasil goresan penaku itu, aku jadi tertawa setelah itu rasanya lukaku sembuh . Ternyata, mujarab bo obatnya ..
Saat hatiku sudah sembuh, ku biarkan saja dia mengeluarkan semua hal yang dia mau, aku sudah tak peduli. Melihat aku tertawa terus dia lalu pergi sambil mengatakan ‘stress’. Mendengar itu, tawaku semakin meledak. Terima kasih ya Allah, tanpa pertolongan-Mu, ku takkan bisa mendapatkan ide cemerlang seperti itu..hhehe.
Karakter seseorang terbentuk dari pengalaman hidupnya.hmmm... itu betul sekali. aku  menjadi seperti ini karena mereka. Aku sudah capek dijadikan sebagai alat bagi mereka. Aku menjadi seperti ini karena aku ingin membuktikan kepada mereka bahwa aku juga bisa seperti mereka bahkan lebih.
Sebenarnya aku tidak menginginkan diriku menjadi seperti ini. Sampai sekarang, tanpa henti, tanpa bosan, ku terus mencoba tuk kembali menata hatiku yang sudah hancur. Aku ambil kepingan hatiku yang berserakan satu demi satu lalu ku tata kembali. Namun, ketika sudah tertata, kumpulan hati itu kembali berserakan ketika ku ingat kembali dengan perlakuan mereka kepadaku.
Aku juga selalu menyirami api yang membara di hati. Walau api itu sangat besar, namun ku yakin, dengan kesungguhanku, dengan bantuan zikir dan doa yang selalu ku panjatkan, api itu akan semakin mengecil.
Semua usaha itu ku lakukan karena ku ingin menjadi orang yang memiliki ketenangan batin. Kalau batinku sudah tenang, insya Allah apapun masalah yang ku hadapi, ikhlas solusinya. Dalam hidup ini tujuanku cuma satu yaitu berusaha dengan segenap jiwa tuk selalu berusaha meraih ridho Allah dan berusaha tuk selalu menjadi yang manusia yang baik di mata Allah agar akhirat dapat ku raih kelak. Amiin
Ya Allah, Ya Robby, tanpa henti ku memuja-Mu. Tanpa henti ku menemui-Mu. Tanpa henti ku berbagi tentang perasaanku kepada-Mu. Dan tanpa henti ku menangis bila ku sedang berhadapan dengan-Mu. Aku sangat percaya dan sangat yakin bahwa Engkau takkan membebaniku dengan hal yang tak mampu ku hadapi. Dan kujuga sangat yakin bahwa ini takkan slamanya. Suatu saat nanti bahagia kan datang menemuiku dan jadikanlah kehidupan yang ku jalani ini menjadi kehidupan yang dipenuhi keberkahan dari-Mu. Amiiiiiiin .
(kisah sedih seorang sahabat yang selalu berbagi dalam suka dan duka)

0 komentar:

Posting Komentar