Hari ini, aku menerima sebuah kado yang berisi PENOLAKAN
lagi. Ya...memang penolakan. Itu sering ku dapatkan justru dari saudara-saudara
kandungku. Sungguh kasihan....tapi bukan aku yang harus dikasihani. Merekalah
yang harus dikasihani, kenapa? Karena aku telah membagi mereka sesuatu yang
bermanfaat jika dia melakukannya dengan ikhlas yaitu PERTOLONGAN.
Dalam agama, jika kita memberikan pertolongan dengan
ikhlas, pahala sebagai hadiahnya. Tapi saudara-saudaraku itu selalu menolak
pemberianku. Memang aku selalu memberikan mereka kado yang berisi MEMINTA
BANTUAN tapi tanpa mereka sadari di dalam kado MEMINTA BANTUAN itu, terdapat
kado yang sangat berharga untuk mereka di akhirat kelak yaitu MENABUNG PAHALA
DENGAN MEMBERIKAN PERTOLONGAN DENGAN IKHLAS.
Banyak sekali kado kebaikan yang kuberikan. Namun, mereka
selalu menolaknya mentah-mentah. Aku ingat sekali, dulu, ketika aku masih
tinggal dengan MN, aku dan ibu selalu dimarahi jika lauk di rumah habis.
Padahal, aku tidak makan sama sekali dan ibuku pun makannya Cuma sedikit.
Makanya, ketika aku mempunyai uang lebih, aku lebih suka membawakan ibu masakan
dari luar. Dan seperti biasa, ketika aku membawa sesuatu untuk ibu, ketika itu
pula MN menghabiskannya. Bete, kesal, benci, pokoknya perasaanku saat itu
campur aduk. Kalau diumpamakan gado-gado, gado-gadoku lah yang pualing enak
(loch????)
Bukan hanya itu saja, ketika aku sedang tertimpa musibah,
MN terus-terusan menghina aku dan
bukannya melindungi atau membantuku. Dia kakakku tapi tidak memiliki sifat
sebagai seorang kakak. Aku juga tambah sedih, ketika aku sedang berjalan kaki
menuju sebuah pangkalan mobil yang cukup jauh dari rumahku, ketika itu pula MN
dan keponakanku yang berumur 12 tahun lewat. Keponakanku melihatku lalu ia memberitahu
MN dan menyuruhnya untuk berhenti namun, sungguh menyakitkan, dia malah tancap
gas. Astaghfirullah...TERLALU...^^
Dari sembilan orang kakak, enam orang selalu memberiku
kado yang sangat menyakitkan. Mereka selalu memujiku dengan kata-kata yang
kasar dan sangat menyakitkan. Bukan hanya itu saja. Mereka juga sering
memberikan kado tendangan, pukulan, menjambak, dan menginjak-injak. Sungguh
beruntung ya aku (loch????) hhehhe...
Kalian pasti bingung ya kalau aku bilang aku ini
beruntung? Aku beruntung karena aku tidak memiliki sifat seperti mereka. aku
sadar, aku ini sekarang memang bukan siapa-siapa jadi wajar kalau mereka selalu
seperti itu. Ketika aku butuh pertolongan, ketika itu pula mereka menjauh tapi
ketika mereka yang membutuhkan pertolonganku, ketika itu pula aku mendekat.
Ya..itulah aku, orang yang menuruti mereka dan aku ini adalah orang yang bodoh,
bisa dimanfaatkan, stress, dan masih banyak lagi gelar yang mereka berikan
kepadaku.
Dari semua kejadian itu mataku jadi terbuka. selama ini
aku terlalu lemah hingga membuat mereka memanfaatkan aku terus menerus. benar
kata teman-temanku bahwa aku jangan terlalau lemah, jangan terlalu iba, dan
jangan terlalu baik dan sebaiknya aku tegas. dengan berbekal nasihat itu, kini
aku mulai bangkit dari keterpurukan. aku yakinkan diriku bahwa aku tidak butuh
mereka lagi tapi justru mereka yang butuh aku. mulai saat ini, aku tidak mau
diperbudak mereka lagi karena aku punya harga diri. aku punya perasaan. kalau
saat ini, aku tak memiliki harta, tapi
bukan berarti itu selamanya. sebentar lagi aku akan memiliki apa yang mereka
miliki bahkan lebih dari itu.
Kesal? ?????????????????????????? tentu saja bahkan benci
pun sudah hadir dalam diriku. Orang mana yang tidak dendam ketika hari-harinya
diisi oleh hal-hal yang menyakitkan seperti itu. MUNAFIK jika ada orang yang
tidak pernah kesal bahkan benci atau dendam jika menerima perlakuan seperti
yang aku rasakan.
Tapi rasa kesal, benci, bahkan dendam di hatiku sedikit
demi sedikit sudah mulai menghilang. Aku selalu mencoba untuk berpikir positif
dari semua hal yang kutemui, ku hadapi, dan kurasakan. Ketika aku berpikir
positif, ketika itu pula aku tahu aura positif itu telah mengusir aura negatif
yang sedang hadir dalam diriku. Sulit memang untuk melakukan itu semua. Tapi
satu kuncinya yaitu KEMAUAN dalam diri sendiri.
Dulu aku belum bisa seperti ini tapi aku mencoba tuk
mencari sesuatu yang membuatku termotivasi dan akhirnya, aku menemukan program
MARIO TEGUH. Acara itu sangat membantu hidupku. Kata-kata yang disampaikan oleh
Pak Mario seolah-olah seperti menghipnotisku hingga membuat aku mempunyai
kekuatan untuk bangkit dan menunjukkan kepada mereka, INILAH AKU!!!! ORANG YANG
SELALU KALIAN SAKITI!!!
Kata Mario Teguh dalam menghadapi masalah kita harus
TEGAS karena tegas adalah kekejaman untuk menuju kebaikan. Ketika saatnya kita
merasa tidak bisa, kita harus mengatakan itu. Kita jangan hanya manut ketika
mereka membutuhkan kita tapi ketika kita yang membutuhkan, mereka menghindar.
Ada satu tema yang membuatku yakin bahwa hidup ini harus
dijalani bukan hanya dengan diam, diam, dan diam atau hanya dengan pasrah,
pasrah, dan pasrah atau hanya dengan mengalah, mengalah, dan mengalah. Tema
yang ku maksud adalah JANGAN MARAH! LAWAN!
Artinya apa? Dari tema itu, aku memahami bahwa ketika
kita disakiti, dihina, janganlah kita melakukan hal yang serupa kepada orang
yang sudah melakukan itu. Tapi, lawanlah dengan sebuah KESUKSESAN. Jadikan
sakit hati itu sebagai kunci untuk membuka GERBANG MOTIVASI UNTUK MENUJU
KESUKSESAN.
Sekarang aku sadar sekali, aku tak punya apa-apa. Motor? Tak punya. Uang? Hanya cukup untuk
kebutuhan sehari-hari aku dan ibu. Sepeda? Tak punya. Tapi saudara-saudaraku
itu tidak menyadari bahwa aku memiliki sesuatu yang melebihi semua itu yaitu
KEKAYAAN HATI.
Pernah suatu hari, ada seorang teman dekatku menceritakan
masalahku kepada atasanku. Inti yang ia sampaikan adalah perubahan sikapku yang
dulu selalu ceria berubaha total itu disebabkan karena sekarang aku mempunyai
tanggungan yang cukup besar yaitu merawat ibuku dari mulai mandi, makan,
menyuci baju, menyetrika baju, membersihkan rumah, dan mencari uang untuk semua
kebutuhan aku dan ibu baik itu untuk makan, bayar listrik, maupun untuk bayar
orang. Walau aku kurang setuju dengan ucapan temanku itu tapi aku juga tidak
mau menyalahkan. Dia menceritakan itu karena menurut dia, seperti itulah
kejadiannya dan itu memang benar. Namun, aku tidak mau 100% menyalahkan
saudara-saudaraku itu karena kadang mereka baik. ya bisa dikatakan aku
memberikan mereka seratus kebaikan yang berskala besar lalu mereka memberikan
aku satu kebaikan itu pun skalanya keciiil. Dan yang paling penting, aku tidak
mau hidup berbelas kasihan orang lain. Aku bisa mandiri. aku bisa sukses. Semua
itu akan kudapatkan hanya menunggu waktu saja.
Karena dua alasanku itulah(tidak mau menyalahkan dan
tidak mau dikasihani), Aku lalu diam-diam menulis sebuah surat yang aku
kirimkan melalui email ke atasanku. Isinya seperti ini
Tuk Mas Dion...
Assalamu’alaikum
Wr.Wb.
Mas Dion, Kalau
dulu Pak Karmin pernah bilang ke Mas Dion bahwa saya sekarang berubah karena
banyak masalah di rumah. Itu memang benar. Awalnya saya stress berat karena
saya tidak pernah membayangkan akan mempunyai tanggung jawab besar yaitu
mengurus ibu saya. Saya masih sendiri dan dituntut untuk menjaga dan membiayai
kehidupan ibu saya.
Di satu sisi, saya selalu
mengucapkan syukur kepada Allah karena saya diberikan kesempatan untuk berbakti
tapi di sisi lain, saya benar-benar stress karena saya saat itu belum siap. Dan
kalau dibilang kakak2 saya tidak mau mengurusi ibu saya, sepertinya itu kurang
bijak karena kadang mereka menemani ibu saya walau hanya 1 atau 2 jam bahkan
ada juga yang sampai setengah hari. Agar hati saya tidak diliputi rasa benci
kepada kk2 saya, saya selalu mencoba berpikir positif ttg mrk walau kadang saya benar-benar sakit hati dengan perkataan
maupun perbuatan mereka. Mas Dion, ternyata untuk menjadi orang sabar dan
ikhlas itu susah ya?
Banyak hal
menyakitkan yang sudah mereka (tidak semua k2) lakukan terhadap saya. tapi saya
bisa apa? Saya hanya manusia biasa. Allah saja Maha Pengampun lalu kenapa saya
tidak? Kalau hati saya sedang kesal terhadap mereka, saya justru menolong ketika mereka meminta bantuan saya. kata
beberapa orang, saya ini lemah dan bodoh karena menolong orang yang jelas-jelas
sudah menyakiti saya. Mas Dion tahu
tidak? Apa yang saya lakukan itu memang berat, butuh jiwa besar. Walau saya
tidak mempunyai jiwa seperti itu tapi saya mencoba untuk menjadi seperti itu.
Saya ingin menjadi orang yang pemaaf. Tapi susah bo...hhahahaa..
Kalau dibilang berat, ya memang
berat sekali. Sebelum menolong mereka, saya butuh waktu untuk berpikir. Kalau
kata Mario Teguh (mengutip dikit hehhe..) “KEKUATAN TERBESAR YANG MAMPU MENGALAHKAN
STRESS ADALAH KEMAMPUAN MEMILIH PIKIRAN YG TEPAT. KITA AKAN MENJADI LEBIH DAMAI
BILA YG KITA PIKIRKAN ADALAH JALAN KELUAR MASALAH.” Dan jalan keluar yg tepat
menurut saya adalah memberikan bantuan. saya memilih melawan hati kecil saya.
saya tidak mau menjadi orang yang seperti mereka. Saya tidak mau menjadi orang
pendendam. Saya mencoba menjadi orang yang ikhlas dan sabar. Walau sampai
sekarang saya merasa belum seperti itu tapi saya akan selalu coba dan coba.
Mas Dion...
Sekarang saya baru menyadari bahwa
hidup ini tidak selalu seperti apa yang saya harapkan. Tidak selalu mudah.
Tidak selalu menyenangkan. Kadang hidup itu bisa keras dan menyakitkan seperti
apa yang sekarang saya rasakan.
Seperti apapun masalah saya sekarang
ini, saya tidak mau terpuruk seperti ini terus. Saya harus berjuang hidup untuk saya dan terutama untuk ibu saya. saya
tidak mau dikalahkan oleh kejamnya dunia cieee...^^ Saya harus yakin bahwa saya
mampu menghadapi semua masalah. Masalah yang saya hadapi ini saya jadikan
sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri menjadi yang lebih baik lagi. Dan
yang terpenting, Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan
hambanya. Betulkan mas Dion? Hhehe..
Mas Dion, tolong doain saya dong agar apa yg saya
munajatkan kepada Allah dimudahkan dan diijabah. Terima kasih atas semua
kebaikan Mas Dion selama ini. Maafkan atas semua kesalahan saya karena selama
ini saya suka marah-marah. oh, ya jika suatu hari Mas Dion butuh bantuan saya,
bilang aja dan jika kebetulan saya bisa, pasti saya akan bantu oce...oce...
Tetap semangat ya Mas
Dion!!! Hadapi hidup ini dengan senyuman karena itu kan dapat meringankan beban
yang kita rasa saat ini. Salam untuk keluarga tercinta ya hehhe... semoga
persaudaraan kita akan terus terjalin ya...
Oh, ya..surat ini
jangan dikasih tahu ke yang lain kecuali istri mas Dion ya...please...^^
Si
Maniez
Dua hari kemudian Mas
Dion mengirimkan sms kepadaku yang berbunyi:
Ada yang bilang: Hidup
berawal dari B (birth=lahir) dan berakhir di D (death=meninggal). Tetapi di
antara huruf B dan D ada huruf C (choice=pilihan). Tersenyum atau
marah...memaafkan atau membalas ... tidak ada pilihan tanpa konsekuensi. Namun
ALLAH selalu memberi yang terbaik. Rencana kita boleh INDAH tapi rencana
ALLAHLAH yang TERINDAH. Hidup kita mungkin baik-baik saja tapi hidup
bersama-Nya lebih SEMPURNA. PEKERJAAN kita mungkin menjanjikan tapi
BERKAH-NYALAH yang menjadikan kita KAYA. KEKUATAN TANGAN kita mungkin sanggup
membawa kita menjadi orang HEBAT tapi hanya bersama ALLAH kita menjadi LUAR
BIASA. Sebab ALLAH bukan hanya mencukupi apa yang kita perlukan tapi memberi
dengan BERKELIMPAHAN. KITA BERSAMA ALLAH= LUAR BIASA.
Aku lalu membalas
smsnya
HIDUP memang diawali
dari B dan berakhir di D. di antara B dan D ada C. Pilihan yang tepat terus
melangkah ikuti semua permainan dalam hidup ini dengan tetap waspada. Gunakan
kunci TEGAS dan PIKIRAN TEPAT dalam mengatasi masalah. Jangan pernah merasa
masalah itu menjadi sebuah beban tapi anggaplah masalah itu sebagai karunia
dari Allah tuk mencapai ridha-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar