Sabtu, 3 november 2012
“Naya, abang janji akan selalu menjaga Naya
dan ibu. Naya jangan takut selama ada abang, takkan seorangpun bisa menyakiti.
Abang sangat sayang sama Naya dan ibu. Biarkan saja yang lain menjauh dan
memusuhi yang penting abang, Naya, dan ibu tetap bersama.”
Itu adalah kalimat yang pernah abang ucapkan padaku. Saat
itu, aku sedang dalam keadaan ketakutan, sedih. Ketika semua kakakku
menyakitiku dari fisik sampai batin, abang tampil bak pahlawan. Aku benar-benar
merasa nyaman dan merasa terlindungi ketika ia ada.
Semenjak abangku marah, semua kakakku yang lain tidak
berani lagi menyakitiku. Banyak keinginan yang ku rancang bersamanya. Ku ingin
beliau menjadi wali di pernikahanku kelak. Ku ingin beliau melihat keponakan
baru lahir dari rahimku. Ku ingin membahagiakan ibu bersama dirinya. Dan beliau
pun berjanji akan melindungi dan merawat aku dan ibu sampai mati. Ya...sampai
mati..dan kini semua itu menjadi kenyataan.
Di pagi hari air hujan rintik-rintik membasahi bumi. Ku
dengar kabar abangku, pahlawanku telah pergi tuk selamanya. Aku seperti tak
percaya. Kenapa ia yang Kau ambil Ya
Allah? Kenapa bukan kakakku yang lain yang sudah menelantarkan ibuku? Kenapa ya
Allah? Hatiku terus menjerit aku seakan-akan tak rela melepas dirinya
karena dialah penolong hidupku.
Aku lalu cepat-cepat menuju rumahnya dan di sana ku temui
wajah yang bersih, seperti orang tidur sangat pulas. Saat itu, aku masih belum
yakin dengan kepergiannya. Ingin rasanya aku memeluk dirinya, namun, aku tak
kuasa. Dalam hati aku terus meratapi kepergiannya, aku tak rela benar-benar tak
rela. Kenapa...kenapa...dan kenapa itu adalah ratapanku kepada-Nya.
Namun,
akhirnya aku tersadar bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi batas
kemampuan hambanya. Dan aku juga teringat ucapan Pak Mario Teguh bahwa Meratap meminta ampunan agar dikeluarkan dari kesulitan tidak semulia tindakan yang mencegah
terulangnya sebuah kesulitan. Tuhan Yang Keberadaan-Nya Tak Berbanding itu mengetahui yang menyesakkan hati-mu,
bahkan jauh sebelum rasa sakit di hatimu itu mulai menyayat. Maka muliakanlah Tuhan dengan mencukupkan laporan
penderitaan-mu, lalu gunakanlah sebagian kejelasan pikiran-mu untuk mengerti
apa yang menghantarkan-mu ke dalam kesulitan itu. Ingatlah bahwa Orang lain tidak pernah sepenuhnya salah, dan
engkau tidak akan pernah sepenuhnya benar. Sesungguhnya dalam keikhlasan
seperti itu tersinari pengertian mengenai cara-cara perbaikan hidup-mu. Lalu,
bersegeralah terlibat dalam kesibukan yang mendatangkan kebaikan bagi orang
lain, karena dalam tindakan yang berguna bagi orang lain itulah
terdapat obat bagi semua penyakit.
Setelah merenungi kalimat demi kalimat dari Pak Mario, aku
merasa malu ya malu sekali kepada-Nya. Kenapa selama ini hidupku selalu ku isi
dengan mengeluh, mengeluh, dan mengeluh. Ya Allah, sungguh hamba benar-benar
malu. Ampuni hambamu ini ya Allah. Hamba yang tak pernah bersyukur ketika
kenikmatan menghampiri. Hamba yang selalu mengeluh ketika cobaan datang.
Sepeninggal abang, keuanganku pun otomatis tak ada yang
membantu. Aku lalu mencoba tuk bisnis yang bisa dilakukan di rumah karena aku tak
tega meninggalkan ibu seorang diri di rumah. Kalau aku menambah waktu kerja di
luar, nanti ibuku dengan siap? Itulah salah satu pertimbanganku.
Aku berharap, bisnis yang kujalani berjalan lancar, ya
walaupun ada beberapa orang yang sinis melihatku berbisnis namun inilah hidup.
Aku tidak tahu, pintu rezeki mana yang terbuka untukku. Aku hanya berusaha,
berusaha, dan berusaha. Dan harapan terbesarku, aku dapat menghasilkan limpahan
uang agar aku tak lagi menjadi pusat cemo’oha. Aku ingin sekali berbagi kepada
orang-orang tak mampu dengan usahaku sendiri.
Aku yakin, usaha, kesabaran, dan doa adalah kunci untuk membuka pintu
kesuksesan bagiku.
Tiga Minggu setelah kematian abang, bisnisku sudah mulai
menunjukkan peningkatan. Di bisnis pertama, jaringanku bertambah banyak dan aku
berada di posisi 110, subhanallah.. Dan bisnisku yang lain sudah menunjukkan
kemajuan, aku punya 3 agen aktif ya
walaupun modal pertama dari aku namun kini, aku bisa merasakan hasilnya.
Alhamdulillah..subhanallah..
sungguh ini adalah
hasil yang tak pernah ku sangka-sangka..terima kasih ya Allah..Engkau memang
Mahabesar...Engkau memang Mahakuasa. Di tengah datangnya berbagai cobaan,
Engkau tak memberikaku kenikmatan yang sungguh luar biasa. Terima kasih ya
Allah...terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar